Sunday, August 8, 2010

5 BULAN SUAMIKU TAK PULANG

Siapa sih yang tidak kesal bila memiliki suami yang tak bertanggung jawab dan tidak dewasa. Itulah yang aku alami sekarang. Burhan ( nama samaran ), suamiku, sudah lima bulan tidak pulang ke rumah. Itu pun tidak memberikan nafkah lahir maupun bathin. Beruntung, aku memiliki warung kecil - kecilan di halaman rumah sehingga bisa menghidupi kedua anakku yang masih kecil. Orang - orang pasti menyebutku tante girang sekarang ini.

Oh ya pembaca. Awal Cerita ini adalah sewaktu aku menikah dengan Burhan sekitar tujuh tahun lalu dan dikaruniai dua anak. Yang sulung berusia lima tahun, sedang yang bungsu dua setengah tahun. Suamiku bekerja di salah satu perusahaan swasta sebagai sales di kota ini.

Dulu, dia termasuk lelaki yang penuh perhatian dan sangat dewasa. Setiap pulang dari kantor, sering membawakan makanan seperti terang bulan atau martabak. Terkadang juga ayam goreng " sari laut ".

Namun dalam setahun belakangan, sikapnya berubah. Tak pernah lagi membawakan makanan. Kalau ditanya, langsung marah tanpa alasan yang jelas. Dia juga sering tak pulang sampai beberapa hari. Alasannya, urusan kantor atau harus mengantar barang ke ka luar daerah.

Belakangan, dalam lima bulan terakhir, dia betul - betul tidak pulang. Pernah dia pulang sekali, itu bon mot hanya beberapa conserve di rumah langsung pergi lagi. Saat aku tanya kemana saja selama ini dan mengapa tak pernah memberikan nafkah, dia malah marah besar. Dia sempat membanting piring, lalu pergi begitu saja. Aku sedih, bahkan sempat menangis, disaksikan kedua anakku yang masih kecil.

Tiga bulan lalu, aku mendengar kabar kalau suamiku telah menikah lagi di sebuah kampung di wilayah selatan provinsi ini. Aku tidak tahu, wanita macam apa yang terpikat dengan suamiku. Padahal, dari rupanya saja, tidak begitu meyakinkan. Dulu, aku suka padanya memang bukan karena tampangnya, tetapi dia begitu baik kepadaku.

Hingga kini, aku belum mengetahui secara pasti apakah benar suamiku itu telah mempunyai isteri baru. Beberapa kali aku mendatangi kantornya, tapi selalu saja suamiku tak ada. Kata temannya, suamiku kini sering ke luar daerah mengantar barang. Apakah ini hanya akal - akalan suamiku dengan teman - temannya? Aku tidak tahu.

Dua minggu lalu, keluargaku menanyakan soal suamiku. Tapi, aku tidak bisa menjawabnya. Aku hanya bilang, suamiku lagi pergi ke luar daerah urusan kantornya. Aku belum mau membeberkan prilaku suamiku kepada orang lain, termasuk keluarga.

Nantilah, setelah aku tahu semuanya, barulah aku akan bongkar prilaku suamiku kepada keluarga. Bahkan, bisa saja aku langsung menggugat cerai. Tapi saat ini, aku masih mencari tahu, apakah memang benar suamiku itu telah menikah lagi atau belum dan mengapa dia tidak pernah pulang ke rumah?

No comments:

Post a Comment